Athletic club de Bilbao adalah sebuah klub sepakbola yang berasal dari Basque.Basque merupakan salah satu wilayah pertama di Spanyol yang mengenal olahraga sepakbola. Letaknya yang berada di pesisir barat Eropa dan berbatasan langsung dengan Prancis, membuat salah satu kota di teritori Basque, Bilbao, dipilih sebagai lokasi strategis pelabuhan utama untuk area industri pertambangan biji besi.
Athletic club de Bilbao |
Dimulai dari situ, pengenalan sepakbola pada warga Basque dilakukan dengan dua cara, yakni lewat pekerja pelabuhan dan pabrik baja asal Inggris, serta dari mahasiswa Basque yang pulang pasca menuntut ilmu di Inggris. Mereka yang kebanyakan berasal dari Sunderland, Portsmouth, dan Southampton kemudian memutuskan untuk mendirikan klub sepakbola pada 1898.
Namanya adalah Athletic Club dan kemudian berubah menjadi Athletic Club de Bilbao pada 1903, pasca sukses menjuarai Copa del Rey. Athletic juga jadi cikal bakal berdirinya klub tangguh asal Madrid, Atletico Madrid, yang kemudian memilih jalan masing-masing.
Kentalnya kebanggaan kedaerahan publik Basque yang sejatinya tak ingin bergabung dengan Spanyol, kemudian membuat mereka menerapkan kebijakan ekstrem pada klub kecintaan warganya tersebut. Sejak 1912 Athletic hanya boleh dibela oleh pemain keturunan Basque! Kebijakan itu dikenal dengan istilah cantera.
Meski dalam perjalanannya beberapa detail dalam cantera dilonggarkan, kebijakan tersebut terus bertahan hingga kini berusia 103 tahun! Ya, sesuai slogan kebanggan klub, con cantera y afición, no hace falta importación (dengan pemain binaan daerah dan pendukung, tidak ada kebutuhan untuk impor).
Sejarah Athletic de Bilbao |
Sejatinya cantera sendiri merupakan sebuah keuntungan bagi Athletic karena mencegah mereka untuk jor-joran membeli bintang asing. Klub jadi lebih fokus pada pembinaan usia muda yang otomatis menetukan takdir mereka. Keuntungan itu juga dirasakan oleh timnas Spanyol yang generasinya terus berkelanjutan.
Meski mengandalkan para pemain binaan sendiri dan keturunan Basque, prestasi Athletic di kancah persepakbolaan Spanyol tergolong mentereng. Semua gelar di Negeri Matador pernah mereka rasakan, yakni delapan kali jadi kampiun La Liga, 23 kali merengkuh Copa del Rey, dan mengoleksi sepasang Piala Super Spanyol.
Secara luar biasa klub berjuluk Los Leones ini juga belum pernah merasakan pahitnya berkompetisi di kasta lebih rendah dari La Liga. Ya, bersama dua kuda pacu, Madrid dan Barca, Atheltic merupakan klub yang belum pernah sekalipun terdegradasi.
Masa kejayaan Athletic terjadi dalam dua periode, yakni tahun 1900-an dan 1980-an. Pada masa awal berdirinya La Liga, Athletic bak Madrid atau Barca di era kini yang begitu mendominasi. Mereka mampu lima kali menjuarai La Liga dan secara spektakuler menggondol Copa del Rey sebanyak 22 kali! Sayang mereka gagal berbicara banyak di kancah Eropa.
Sempat terlelap beberapa musim, di era 80-an Si Singa kembali mengaum. Mengandalkan bintang legendaris macam Andoni Zubizarreta dan Andoni Goikoetxea, Athletic sukses menambah tiga gelar La Liga, serta masing-masing satu Copa del Rey dan Piala Super Spanyol. Setelahnya? Mereka lantas kembali tertidur, kali ini untuk 31 tahun lamanya.
Terseok-seok di papan tengah dan bawah hingga mengancam kesucian klub yang tak pernah terdegradasi, Athletic bangkit dengan visi luar biasa manajemennya. Dimulai pada 1995, mereka mencanangkan program yang disebut 'Lezama Master Plan'.
Athletic de Bilbao juara Piala Super Spanyol |
Terseok-seok di papan tengah dan bawah hingga mengancam kesucian klub yang tak pernah terdegradasi, Athletic bangkit dengan visi luar biasa manajemennya. Dimulai pada 1995, mereka mencanangkan program yang disebut 'Lezama Master Plan.
Proyek brilian ini merupakan pembangunan besar-besaran fasilitas pembinaan usia muda, untuk menggaransi masa depan Athletic yang berasaskan cantera. Tak main-main, karena sebelum memulainya manajemen mengadakan penelitian mendalam selama tiga tahun. Mereka kemudian menerapkannya di Lezama, sebuah tempat yang letaknya 10 mil dari kota pusat Bilbao.
Dengan biaya awal sebesar €12 juta, manajemen klub membangun pusat latihan berstandar internasional, asrama bagi pemain muda, hingga rencana pembangunan stadion anyar, Nou San Mames. Perlahan namun pasti, dengan dibantu keuntungan dari penjualan para bintangnya, rencana jangka panjang itu pun terwujud.
Gelontoran bintang dengan kualitas lebih baik dihasilkan, mulai dari Aitor Karanka, Asier Del Horno, Artiz Aduriz, Fernando Llorente, hingga kini ada Aymeric Laporte. Finansial mereka juga terbantu siginifikan dengan penjualan pemain keturunan Basque berkualitas tinggi, macam Ander Herrera dan Javi Martinez. Mega proyek Nou San Mames pun mampu diwujudkan dan akhirnya diresmikan pada 16 September 2013 lalu.
Otomatis, performa Athletic pun kembali terangkat dari mulai doyan menyodok zona Eropa hingga lolos ke Liga Champions. Tak hanya di level lokal, mereka bahkan mulai bisa berbicara di Eropa dengan lolos ke final Liga Europa 2012/2013 lalu. Puncaknya tentu saja rengkuhan trofi Piala Super Spanyol 2015, yang mengakhiri dahaga gelar selama 31 tahun.
Belum ada tanggapan untuk "Sejarah Athletic Bilbao"
Post a Comment